Rizal Fadillah, Pebisnis 12 tahun Asal Jogja Yang Ingin Menyaingi McDonald

October 04, 2015
[ Foto : http://krjogja.com/ ]

Jika dahulu setiap orang hanya mengetahui kalau dalam berkarier didunia bisnis hanya untuk orang dewasa, sekarang itu bukan lagi hal yang harus kita percayai. Di masa sekarang berkarier didunia bisnis tidak hanya terpaku oleh umur seseorang, yang diharus dipercayai adalah selama kita mau dan mampu, maka itu adalah hal pertama yang perlu kita lakukan untuk memulai bisnis. Hal itu jugalah yang dilakukan oleh Rizal Fadillah. Rizal begitu nama sapaanya adalah seorang bocah yang masih 11 tahun, yang mana diusianya yang masih anak-anak dimana setiap anak yang diusianya masih sibuk bermain, Rizal sudah mampu menjalankan bisnis walaupun masih SD. Dimana Ia sudah menjadi seorang pengusaha kecil dengan omzet yang yang lumayan.
Bisa dikatakan Rizal memang berasal dari keluarga terbilang cukup ekonominya, tetapi itu tidak membuat Rizal hanya berpangku tangan dan bersenang-senang menghabiskan uang orang tuanya. Justu Ia bangga bisa membantu orang tuanya dengan bisnis yang Ia jalankan. Mau tau apa dan bagaimana cerita disebalik bisnis yang Ia kelola, yuk simak kisahnya dibawah ini.

Berdagang Adalah Hobi

Sehari-hari Rizal adalah seorang siswa aktif di SD Minomartani 1. Keluarganya bukanlah orang yang kekurangan, keluarganya memiliki usaha penjualan gas dan air mineral serta katering yang dikelola oleh ibunya.

Pada awal menjalankan bisnisnya yang Ia katakan sebagai hobi, Ia juga berkeinginan membantu Ibunya. Ia mengatakan bisnis Ia yang jalankan adalah murni dari hobi, tidak disuruh dan dipaksa berjualan oleh Ibunya, hal itu memang bermula dari niat didalam hatinya. "Saya jualan memang karena hobby. Juga untuk bantu bapak dan ibu,”  ungkapnya.
Bahkan Ia mengatakan salah satu hal yang menjadi mimpinya adalah Ia ingin bisnisnya bisa menyaingi waralaba besar McDonald, " Saya bercita-cita menjadi pengusaha. Mau ngalahin pemilik McDonald", ungkapnya dengan polos.
Keinginannya dalam menjalankan bisnis awalnya sempat ditentang ibunya. Ibunya sempat menentang niat Ia untuk berbisnis, Ibunya khawatir pendidikannya akan terganggu. Namun dengan tekad dan niat yang Ibunya lihat pada diri Rizal akhirnya membuat hati Ibunya luluh juga.
Restu yang Ia dapat tapi tetap dengan syarat tertentu. Ibunya mengizinkan Rizal untuk berjualan asalkan aktifitas sekolah dan mengaji tidak terganggu, dan Ia dengan bangga menyanggupinya.

Hal Terpenting Adalah Mengatur Waktu

Sebagai siswa, tentu Rizal pun harus bisa mengatur waktu antara pendidikannya dan aktifitas jualan yang Ia jalankan. Semua kegiatanya yang Ia kerjakan dengan disiplin waktu yang memang sudah Ia jadwalkan, hal ini semata agar tidak terganggu anara aktifitas wajibnya sebagai siswa dengan jualannya.
Dalam salah satu wawancara Ia mengatakan “Saya jualan sesudah pulang sekolah. Lalu sore ngaji dulu. Lalu lanjut jualan lagi sampai Magrib. Lalu saya belajar", Ia tetap mengutamakan kegiatan sekolahnya. Dengan jadwal yang sudah Ia buat, Ia pun masih bisa menjaga prestasi sekolahnya, dan Ia juga masih menyempatkan diri untuk mengikuti belajar kelompok yang diadakan di Masjid yang berdekatan dengan lokasi rumahnya.

Penghasilan Jualan Untuk Ibu, Infaq, dan Ditabung

Dalam menjalankan bisnis berjualannya penghasilan yang Ia dapatkan lumayan bagi anak seusianya. Omzet yang rata-rata Rp. 150 sampai Rp. 200 ribu bisa Ia dapatkan dari aneka makanan yang Ia jual. Jika dihitung dalam sebulan Ia bisa menghasilkan omzet hampir 6 juta rupiah, dan merupakan hasil yang lumayan diusianya yang masih muda.
Hasil dari usaha dalam menjalankan bisnis jualan makanannya tidak semata Ia nikmati sendiri, penghasilannya Ia berikan kepada Ibunya, untuk Ia infaqkan, dan setiap bulan tidak lupa ia sisihkan tiap bulannya Rp. 50.000 untuk ditabung. 
“Dari hasil jualan, saya kasih ke ibu uangnya. Lalu tiap bulan saya tabung uangnya Rp 50. 000 buat jaga-jaga. Kadang saya pakai beli jajan buat adik,” ungkapnya.
Dan salah satu pelajaran yang bisa kita tiru dari Rizal adalah, dalam setiap berjualan Ia tidak mau menerima jika ada uang kembalian yang lebih yang diberi pembeli julannya. Tidak sedikit orang yang melihatnya merasa iba melihat yang Ia lakukan. Sehingga memberikan uang kembalian yang lebih atau membayar lebih kepadanya, namun Ia selalu menolak karena orangtuanya selalu mengajarkannya untuk menutup tangan daripada membuka tangan.



0 Response to "Rizal Fadillah, Pebisnis 12 tahun Asal Jogja Yang Ingin Menyaingi McDonald"

Post a Comment